Jumat, 17 Mei 2013

Trik Bikin Photo Panning


Panning adalah memotret dengan menggerakkan kamera searah dengan arah gerakan obyek yang ingin dibidik sehingga obyek akan tampak fokus sementara background tampak kabur. Jangan takut hanya karena ada kata ‘teknik’ diatas, berikut beberapa langkah praktis melakukan panning:


  1. Jangan gunakan tripod, untuk mengikuti arah gerakan obyek kamera harus bisa bergerak luwes
  2. Set kamera pada mode Shutter Priority (S atau Tv)
  3. Shutter speed yang digunakan untuk panning adalah antara 1/30 sampai dengan 1/8, jadi set kamera diantara angka tersebut
  4. Cari obyek bergerak yang akan dipanning (tips: pilihlah background yang berwarna-warni untuk panning sehingga hasil blur dari background makin menarik)
  5. Arahkan kamera mengikuti obyek yang bergerak dan pencet separuh tombol release untuk mengambil fokus.
  6. Usahakan tangan bergerak selembut mungkin, gerakan kejut yang mendadak bisa mengakibatkan hasil foto yang tidak menarik
  7. Saat tangan kita sudah ‘seirama’ dengan gerakan obyek, pencet tombol release untuk mengambil eksposur

Belajar Autofokus

Saat ini hampir semua kamera DSLR dilengkapi dengan beberapa pilihan cara kamera melakukan autofokus (autofocus mode). Memotret vas bunga yang diam diatas meja tentu membutuhkan cara autofokus yang berbeda dengan memotret anak kecil yang sedang menggiring bola dilapangan. Sengaja pembahasan kali ini mengenai autofokus dan bukan manual fokus supaya tidak terlalu panjang.

Saat memotret benda diam, kita biasanya menggunakan satu titik fokus, mengunci fokus sekali baru memotret. Namun saat memotret benda/orang yang selalu bergerak berpindah posisi, kita butuh kamera yang mampu memindahkan titik fokus secara otomatis mengikuti seubyek tersebut. Berita bagusnya, kamera DSLR dilengkapi dengan fitur tersebut. Mari kita bedah satu persatu:


1. Mode Autofokus Single Area

Di kamera DSLR Canon dinamai “One Shot AF” sementara di kamera DSLR Nikon dinamai “Single Area AF”. Dari namanya cukup jelas bahwa kita memilih satu titik fokus lalu kamera akan mencari kontras di satu area titik fokus tersebut. Saat kita memencet separuh tombol shutter atau memencet tombol AF-On (jika menggunakan kamera DSLR yang memiliki tombol AF-On terdedikasi), kamera akan mengunci fokus di titik tersebut sekali. Jika subyek berpindah posisi dan meskipun kita tetap pencet separuh tombol shutter, kamera tidak akan memindahkan fokus secara otomatis.

Dalam mode ini, kita tidak akan bisa memencet penuh shutter (mengambil foto) sebelum kamera bisa mengunci titik fokus. Namun ketentuan ini bisa diakali lewat pengaturan di menu autofocus dan mengatur focus priority.

2. Mode Autofokus Continuous/AI Servo

Mode ini dikamera DSLR Nikon dinamai “Continuous/AF-C” sementara di Canon dinamai “AI Servo”. Mode ini digunakan saat kita harus mengikuti sebuah subyek foto yang terus berpindah posisi, misalnya saat kita memotret sport, binatang atau mobil yang sedang melaju.

Dalam mode ini, kamera akan menganilis pergerakan subyek dan memprediksi kemana arah gerak si subyek dengan menempatkan titik fokus sedikit mendahului keberadaan subyek. Dengan mode Continuous, kita bisa mengikuti pergerakan subyek dan mendapatkan fokus yang tajam. Caranya adalah dengan terus memencet separuh tombol shutter sambil membidik pergerakan subyek atau dengan terus memencet tombol AF-On dengan jempol (jika ada).

3. Mode Autofokus Hybrid/Campuran Antara Single & Continuous

Di kamera DSLR Canon dinamai “AI Focus” sementara di Nikon dinamai “AF-A”. Merupakan mode fokus campuran antara single dan Continuous dimana kamera akan secara mengganti fokus dari single ke continous atau sebaliknya sesuai kondisi subyek foto. Jika yang difoto diam kamera akan memakai Single sementara saat obyek bergerak kamera akan berganti ke mode Continuous.

Tidak semua jenis kamera DSLR memiliki mode ini. Bagi pemula, pilihan mode ini sebenarnya lumayan membantu karena tidak perlu mengganti-ganti mode fokus.


Mode Autofokus Mana Yang Sebaiknya Anda Pakai?

1) Saat memotret benda diam atau orang yang berpose silahkan gunakan mode Single
2) Saat memotret benda bergerak secara konstan, gunakan mode Continuous
3) Untuk keperluan sehari-hari, anda bisa meninggalkan kamera secara default di posisi continous mode atau mode hybrid. Baru saat kamera tidak bisa mengunci fokus di mode Continuous , misal saat memotret di kondisi agak gelap silahkan pindahkan ke mode Single.
4) Bagi pemula yang tangannya masih belum terlalu lincah mengganti-ganti mode fokus secara cepat, anda bisa menggunakan mode hybrid (jika memang dikamera ada).

Bagaimana Cara Mengganti Mode Fokus?

Cara mengganti mode fokus tidak sama dari satu kamera ke kamera lain. Untuk itu saya sarankan cek di manual masing-masing. Di kamera Nikon D300s/D700, anda bisa menemukan pengait kecil yang ada dibagian depan sebelah kiri mount lensa: AF-S, AF-C dan M (amanual). Sementara di Canon (misal EOS 60D), anda bisa menganti mode fokus dengan memencet tombol AF dibagian atas kamera lalu akan muncul pilihan mode fokus di panel LCD atas.

Belajar Komposisi

              Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, bentuk, warna, terang dan gelap. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact (sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto). Dengan komposisi, foto akan tampak lebih menarik dan enak dipandang  dengan pengaturan letak dan perbandaingan objek-objek yang mendukung dalam suatu foto. Dengan demikian perlu menata sedemikian rupa agar tujuan dapat tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatu mengejutkan. Dalam komposisi selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian.

Jenis - jenis komposisi dalam dunia photography, yaitu:
1. Garis
Komposisi ini terbentuk dari pengemasan garis secara dinamis baik garis lurus, melingkar / melengkung. Biasanya komposisi ini bisa menimbulkan kesan kedalaman dan kesan gerak pada sebuah objek foto. Ketika garis-garis itu digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah foto menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi dinamis.

2. Bentuk
Komposisi ini biasanya dipakai fotografer untuk memberikan penekanan secara visual kualitas abstrak terhadap sebuah objek foto. Biasanya bentuk yang paling sering dijadikan sebagai komposisi adalah kotak dan lingkaran.

3. Warna
Warna memberikan sebuah kesan yang elegan dan dinamis pada sebuah foto apabila dikomposisikan dengan baik. Kadang kala komposisi warna dapat pula memberikan kesan anggun serta mampu dengan sempurna memunculkan “mood color” (keserasian warna) sebuah foto terutama pada foto – foto “pictorial” (Foto yang menonjolkan unsur keindahan)

4. Gelap dan terang
Komposisi ini sebenarnya dipakai oleh fotografer pada era fotografi analog masih berkembang pesat terutama pada pemotretan hitam putih. Namun, sekarang ini, ditengah – tengah era digital komposisi ini mulai diterapkan kembali. Kini pengkomposisian gelap dan terang digunakan sebagai penekanan visualitas sebuah objek. Kita dapat menggunakan komposisi ini dengan baik apabila kita mampu memperhatikan kontras sebuah objek dan harus memperhatikan lingkungan sekitar objek yang dirasa mengganggu yang sekiranya menjadikan permainan gelap terang sebuah foto akan hilang.

5. Tekstur
Yaitu tatanan yang memberikan ksan tentang keadaan prmukaan suatu benda (halus, kasar, beraturan, tidak beraturan, tajam, lembut,dsb). Tekstur akan tampak dari gelap terang atau bayangan dan kontras yang timbul dari pencahayaan pada saat pemotretan.

Untuk komposisi subjek foto, yang penting diperhatikan adalah latar belakang jangan ada hal-hal yang mengganggu perhatian. Misalnya ada turis lewat, atau hal-hal yang tidak nyambung dan merusak estetika, contohnya sampah. Setelah menguasai teknik dan setting kamera, komposisi memang menjadi momok yang cukup menakutkan bagi fotografer pemula. Tapi jangan kuatir, semua ini bisa dipelajari.

Jumat, 12 April 2013

Memahami Shutter Speed


Shutter speed atau juga disebut kecepatan rana adalah lama shutter kamera terbuka, shutter speed merupakan waktu berapa lama sensor kamera kita melihat objek yang akan di foto. Misalkan kita mau motret pemandangan, shutter akan membuka selama beberapa waktu sehingga sensor kamera akan merekam cahaya yang masuk melalui lensa. Kecepatan shutter speed atau kecepatan rana menggunakan satuan detik. Semakin cepat shutter speed yang kita pakai gambar yang dihasilkan semakin beku dan sebaliknya semakin rendah shutter speed yang kita pakai kebekuaan gambar akan semakin berkurang.

Shutter speed yang cepat biasanya digunakan saat memotret moment misalkan orang yang lagi bermain sepakbola atau anak-anak yang lagi bermain biar objek yang bergerak itu bisa dibekukan. Sedangkan shutter speed rendah atau slow shutter speed dipakai pada saat kita mau bikin yang unik dan menarik, misalkan pada saat kita mau motret mobil yang lalu lalang di jalan kita menggunakan shutter speed yang rendah maka akan mendapat efek jalur cahaya atau lightrail, seolah-olah lampu-lampu mobil yang lewat itu menyatu dan membentuk bayangan.

Contoh photo dengan shutter yang cepat:


Contoh photo dengan shutter rendah:

Shutter speed atau kecepatan rana sangat berkaitan dengan aperture/bukaan diafragma serta dengan ISO. Ketiganya itu sangatlah berkaitan.

Kamis, 11 April 2013

Memahami Aperture/Diafragma

Aperture disebut juga diafragma atau bukaan lensa. Aperture adalah salah satu yang mempengaruhi ketajaman foto.  Semakin besar aperture terbuka semakin banyak cahaya yang masuk. Aperture ditandai dengan ''f''.
Pada dasarnya angka aperture kebalik dengan bukaannya. Misalnya nilai f nya f/1.8 berarti bukaan lensanya besar sedangkan jika nilai f nya f/22 berarti bukan lensanya itu kecil jadi cahaya yang masuk lebih sedikit. Bukaan yang besar atau nilai f nya kecil biasanya menghasilkan foto yang ruang tajamnya itu sempit, sedangkan jika bukaan kecil ditandai dengan nilai f nya itu besar seperti f/22 misalkan jadi ruang tajam pada foto itu sangat luas.

Biasanya bukaan lensa atau nilai f nya itu menunjukan angka yang kecil misalakan 1.8 biasanya dipakai buat motret model karena biar backgroundnya itu blur'nya bagus, sedangkan bukaan kecil itu biasanya dipakai saat motret landscape biar ruang tajam pada foto itu lebih luas sehingga detail-detail pada foto itu bagus kelihatan dan tajam.

Memahami ISO



Secara umum ISO adalah ukuran tingkatan kepekaan sensor kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi setingan ISO kita maka semakin sensitif sensor terhadap cahaya jadi gambar makin terang. Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas tentang ISO, coba bayangkan mengenai komunitas semut. Sebuah ISO adalah sebuah lebah pekerja. Jika kita seting ISO misalnya di 200, artinya saya memiliki 200 semut untuk bekerja. Kalau kamera kita diseting pada ISO 400 maka saya memiliki sebanyak 400 semut pekerja.

Tugas dari setiap semut adalah mengambil cahaya yang masuk dari lensa dan menjadikannya gambra. Jika saya mengambil gambar dengan setingan ISO 200 berarti saya punya 200 semut untuk bekerja, sedangkan teman saya menggunakan setingan ISO di 400 maka dia memiliki 400 semut untuk bekerja. Jadi sudah terbayangkan yang mana lebih dulu selesainya?

Secara garis besar, disaat kita menaikan ISO misalnya dari 100 ke 200 dalam aperture yang sama, kita mempersingkat waktu untuk pembuatan foto hingga separuhnya. Dari shutter speed 1/125 ke 1/250 detik, saat kita menaikan ISO ke 400, kita memangkas pembuatan foto hingga separuhnya lagi 1/500 detik. Setiap kali kita mempersingkat waktu eksposur sebanyak separuh kita namakan menaikan eksposur sebanyak 1stop.

Rabu, 10 April 2013

Setingan Kamera Sebelum Motret

                      Saat saya pulang dari moto entah itu cuma sekedar iseng-iseng saja atau diajak hunting sama teman-teman, saya sering kecewa dengan hasil jepretan saya tadi. karena baru mau melepas memory kamera mau dimasukin ke laptop saya baru menyadari tadi waktu saya moto IS lensa pada posisi off terus setingan white balance untuk mendung, padahal dari awal saya moto didalam ruangan dengan penerangan lampu neon.
                   Kesalahan seperti itu membuat kita bersusah payah menyelamatkan hasil jepretan kita tadi dengan bantuan software kita bisa mengeditnya. Tapi alangkah bagusnya jika kesalahan seperti itu bisa kita hindari sejak awal.
                  Ada beberapa setingan yang perlu diperhatikan sebelum kita nanti jeprat-jepret. Silakan di simak.

1. Periksa setingan ukuran dan format photo
    Jika kita mau motret acara tour ke beberapa tempat tentunya setingan ukuran photonya berbeda dengan motret saudara yang lagi wisuda misalnya. Apalagi jika memory yang anda miliki tergolong sedikit kapasitasnya. Format foto JPG atau RAW juga perlu dipertimbangkan.

2. Periksa setingan mode ekspposur pada kamera
   Pada kamera di jaman sekarang ini pastinya sudah tersedia beberapa pilihan untuk mode ekspposur. Pastikan anda sudah mengetahui mode yang mana anda akan pakai nanti.

3. Hidupkan highlight warning pada kamera
    Cara ini sangat ampuh untuk menghindari photo yang overexposure, karena saat ada bagian foto yang terlalu teranga atau sering disebut overexposur akan diberi tanda di LCD.

4. Periksa setingan white balance anda
    Gunakan white balance yang sesuai dengan suasana anda motret.

5. Periksa setingan lensa pastika IS sudah aktif
    Sangat perlu sebelum kita motret lihat dulu setingan IS pada lensa kita, siapa tahu tadinya ada temen yang minjem dia belajar motret itu dimatikan.

                 Lakukan semua persiapan diatas sebelum anda berangkat motret, biar nanti hasilnya tidak mengecewakan karena masalah spele...